Rabu, 22 Mei 2013

Tokoh Nusantara part 1


Tokoh Majapahit

HAYAM WURUK
Dyah Hayam Wuruk adalah raja keempat Kerajaan Majapahit yang memerintah tahun 1351 - 1389, bergelar Maharaja Sri Rajasanagara. Di masa pemerintahannya, Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan, didampingi patihnya, Gajah Mada. Hayam Wuruk adalah putra pasangan Tribhuwana Tunggadewi dan Sri Kertawardhana (Cakradhara). Ibunya adalah putri
Raden Wijaya pendiri Majapahit, sedangkan ayahnya adalah raja bawahan di Singasari bergelar Bhre Tumapel.
Di bawah kekuasaan Hayam Wuruk, Majapahit menaklukkan Kerajaan Pasai dan Aru (kemudian bernama Deli, dekat Medan sekarang). Majapahit juga menghancurkan Palembang, sisa-sisa pertahanan Kerajaan Sriwijaya (1377). Dalam tahun-tahun pemerintahan Hayam Wuruk ini pun terlahir beberapa karya sastra fenomenal, di antaranya kitab Kakawin Sutasoma (yang memuat semboyan Bhinneka Tunggal Ika tan Hana Dharma Mangrwa) yang disusun oleh Mpu Tantular dan kitab Nagarakretagama yang ditulis oleh Mpu Prapanca (1365).
TRIBHUWANATUNGGADEWI
Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga Majapahit yang memerintah tahun 1328-1351. Dari Prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Tribhuwanatunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.
Nama asli Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah Dyah Gitarja.
Ia merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri. Memiliki adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara. Pada masa pemerintahan Jayanagara (1309-1328) ia diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre Kahuripan.
Suami Tribhuwana bernama Cakradhara yang bergelar Kertawardhana Bhre Tumapel. Dari perkawinan itu lahir Dyah Hayam Wuruk dan Dyah Nertaja. Hayam Wuruk kemudian diangkat sebagai yuwaraja (raja muda) bergelar Bhre Kahuripan atau Bhre Jiwana, sedangkan Dyah Netarja sebagai Bhre Pajang.
GAJAH MADA
Gajah Mada atau Patih Gajah Mada merupakan salah satu tokoh besar di Kerajaan Majapahit. Menurut berbagai kitab dari zaman Jawa Kuno, ia menjabat sebagai patih (mentri besar), kemudian mahapatih (perdana mentri) yang mengantarkan Majapahit ke puncak kejayaannya bersama Raja Hayam Wuruk.
Ia terkenal dengan sumpahnya, yaitu Sumpah Palapa, yang menyatakan bahwa ia tidak akan memakan palapa sebelum berhasil menyatukan Nusantara. Di Indonesia pada masa kini, ia dianggap sebagai salah satu pahlawan penting dan merupakan simbol nasionalisme. Bahkan Sumpah Palapa yang dianggap sebagai simbol pemersatu tersebut diabadikan menjadi nama untuk satelit Indonesia, Satelit Palapa.
Di zaman pemerintahan Prabu Hayam Wuruk (1351-1389) yang menggantikan Tribhuwanatunggadewi, Patih Gajah Mada terus mengembangkan penaklukan ke wilayah timur seperti Logajah, Gurun, Sukun, Taliwung, Sapi, Gunungapi, Seram, Hutankadali, Sesak, Bantayan, Luwu, Makassar, Buton, Banggai, Kunir, Galiyan, Salayar, Sumba, Muar (Saparua), Solor, Bima, Wandan (Banda), Ambon, Wanin, Seran, Timor, dan Dompo.
LEMBU SORA
Adalah pengikut Raden Wijaya (Nararya Sanggramawijaya) yang berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit. Ia sering dianggap sebagai abdi Raden Wijaya yang paling setia, namun akhirnya mati sebagai "pemberontak" di halaman istana Majapahit. Dalam beberapa karya sastra, Mpu Sora juga disebut dengan nama Lembu Sora, Ken Sora, Andaka Sora, atau kadang disingkat Sora saja.
MPU NAMBI
Adalah pemegang jabatan rakryan patih pertama dalam sejarah Kerajaan Majapahit. Ia ikut berjuang mendirikan kerajaan tersebut namun kemudian gugur sebagai korban fitnah pada pemerintahan raja kedua Majapahit, Jayanagara.
RANGGALAWE
Pengikut Raden Wijaya yang berjasa besar namun meninggal sebagai "pembelot" pertama dalam sejarah kerajaan ini. Nama besarnya dikenang sebagai pahlawan oleh masyarakat Tuban, Jawa Timur. Ranggalawe merupakan seorang ksatria tanggguh. Keahliannya dalam memainkan senjata pedang membuat Ranggalawe menjadi seorang Makadga tanpa tanding.
RA TANCA
Merupakan ahli pengobatan istana. Keahliannya dalam mengolah dan memilih tumbuh-tumbuhan serta hewan untuk dijadikan obat tidak diragukan lagi. Hal ini membuat dia menjadi tabib kerajaan yang dihormati. Ra Tanca pandai dalam menentukan kandungan serta unsur yang berguna bagi pengobatan. Dari berbagai jenis tanaman, obat dan ramuannya tercipta.
PANJI SAPRANG
Kebesaran nama Panji Saprang memang tidak semahsyur Gajah Mada atau Airlangga dalam catatan sejarah di Nusantara. Namun ketika membicarakan Ken Angrok (Ken Arok) maka nama Panji Saprang mungkin akan sedikit disinggung. Panji Saprang dikisahkan menjadi seorang ksatria Mamanah (ahli panah) yang jumawa.
KEBO ANABRANG
Dikenang atas peristiwa yang menyebabkan terbunuhnya Ranggalawe. Ia adalah komandan pasukan yang ditugaskan Raden Wijaya untuk meredakan pasukan Ranggalawe. Keduanya mati terbunuh dalam pertempuran tersebut. Kebo Anabrang berhasil memperdaya Ranggalawe. Namun ia terbunuh Lembu Sora, paman Ranggalawe yang menjadi sekutunya sendiri.
MENTERI
Atau manteri, berasal dari istilah Sansekerta mantrin, yang berarti pejabat atau menteri negara. Dalam bahasa Jawa Kuno kata ini mengacu kepada kelompok cendekiawan seperti ahli hukum, agama, penyair, dan para ahli yang berkecimpung dalam ilmu pengetahuan. Pejabat tinggi kerajaan yang membantu raja dalam mengelola dan mengatur pemerintahan kerajaan. Pada zaman Majapahit, menteri menjadi motor penggerak kemajuan kerajaan.
BHAYANGKARA
Bhayangkara adalah satuan pasukan elit laki-laki dari Kerajaan Majapahit. Pasukan bhayangkara ini sangat terkenal ketika masih dalam pimpinan Gajah Mada. Ditakuti di medan laga dan disegani di istana.
BHAYANGKARI
Adalah satuan pasukan elit perempuan dari Kerajaan Majapahit. Bhayangkari memiliki kemampuan khusus dalam pertempuran dan penyusupan ke daerah lawan.
WADYABALA
Adalah istilah yang digunakan untuk menyebut pasukan perang dan prajurit. Wadyabala dilatih ilmu pertempuran baik pertempuran individu maupun pertempuran kelompok.

0 komentar:

Posting Komentar